Kata Mutiara

 "Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan, Kita BUKAN hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain, Namun sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia. Temukan kebahagiaan dengan memberi ", bila hati gembira segala penyakit akan berdiri jauh dari kita.

Sabtu, 12 Juni 2010

Hati yang Takut..


“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat kembali orang-orang yang zalim” (QS Ali Imran [3]: 151)

Konflik itu terus terjadi. Bagai sebuah perjalanan yang melelahkan dan tiada batas henti yang pasti. Sebuah pertanda akhir zaman yang telah diilustrasikan oleh Rasulullah Saw. Perang antara kebathilan dan kebenaran….Perang antara keadilan dan kezaliman…yang saat ini kita saksikan.

Seorang teman mengirim pesan pendek pagi ini, “Mari kita kutuk Israel biadab….” Sebuah pesan yang mengobarkan semangat jihad yang bisa dikatakan amat menggemuruhkan hati yang sedang pilu ini. Hanya terucap satu di lisan ini yang terkandung dalam QS 3:173:
“Hasbunallahu wa ni’mal wakil…Cukuplah Allah menjadi penolong, dan Allah sebaik-baik pelindung…”

Kadang seribu satu pertanyaan terlintas dibenak yang teramat dangkal ini: “Kenapa konflik ini tidak berakhir juga? Kenapa Allah tidak memenangkan agama-Nya yang mulia ini dan meluluh lantakkan segala apa yang dilakukan oleh orang kafir itu?”

Pada QS Ali Imran ayat 151 diatas Allah memilih kata “Kami” daripada “Aku” bukannya tanpa sebab. Sesuatu yang berarti jamak dan bukan tunggal. Allah menyebut diri-Nya jamak yang memberi pemahaman kepada kita bahwa Allah tidaklah bertindak sendiri untuk membuat hati orang-orang kafir itu menjadi takut. Ada keterlibatan para malaikat disini yang bisa jadi selalu membuat pandangan orang-orang kafir itu menjadi sempit dan dibayangi kegelisahan. Dan juga ada keterlibatan hamba-hamba-Nya yang nyata menjadikan mereka takut. Hal ini disebabkan hamba-hamba-Nya itu dengan semangat jihad (baca: kecintaan kepada Allah) sanggup melakukan apa saja demi untuk menegakkan syiar agama Allah dimuka bumi ini. Mereka tidak peduli jika harus mengorbankan jiwa dan raganya.

Hamba itu mencoba memahami. Demikianlah memang adanya kehidupan di dunia ini. Konflik antara kebenaran dan kebathilan adalah sebuah keniscayaan....Tidak akan pernah selesai sampai di akhir zaman kelak (dalam beberapa hadish yang shahih disebutkan) dajjal dan nabi Isa as akan berhadap-hadapan untuk saling menaklukkan.

Untuk sementara, konflik ini akan terus ada. Di satu sisi hamba-hamba Allah akan terus mengobarkan semangat jihad demi tegaknya syiar agama Allah yang berupa kebenaran dan keadilan (amar ma’ruf nahi munkar). Sementara disisi yang lain orang-orang kafir (baca: pro zionisme) akan terus meninginkan syiar agama Allah ini bengkok dan dipenuhi dengan ketimpangan demi melenggengkan kekuasaan dan jati diri mereka. Allah Azza wa Jalla tidak pernah berdiam diri. Melalui para malaikat-Nya dan hamba-hamba-Nya, Dia selalu menanamkan ketakutan itu pada hati mereka. Bukankah sebuah hati yang selalu dipenuhi dengan ketakutan yang tak berujung dan kegelisahan yang tidak pernah memudar adalah sebuah "siksaan" yang nyata?

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf (baik) dan mencegah dari yang munkar (buruk), dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab itu beriman, tentulah hal itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]:110)

Wallahu a’lam Bissawab

Rabu, 02 Juni 2010

Bait Syair “Cantiknya Akhlak Berinteraksi”

Pangkal dari sebuah tindakan adalah lintasan perasaan dan fikiran dimana keduanya sangatlah erat hubunganya dengan bisikan hati, siapa yang membiasakan diri untuk memasukkan kebenaran dan kebaikan melalui panca inderanya melalui kepala ataupun kebutuhan jasmani melalui perutnya, maka hakikatnya dia telah menumbuhkan benih ketakwaan yang hakiki yang hanya tersimpan didalam dada setiap mukmin sejati dan denganya dia memiliki budi pekerti yang luhur lagi tinggi.
Yang dengannya pula hakikat tugas mulia didunia ini akan diberkahi dan diridhloi Rab Illahi.

Ingatlah sebaik baik perkataan adalah yang bersumber dari Alquran dan Hadits .

“Landasan semua ilmu yang bersifat teoritis dan tindakan yang berdasarkan inisiatif adalah lintasan perasaan dan fikiran, yang kemudian menghasilkan persepsi, Lalu persepsi mengajak kepada kehendak, kehendak menuntut realisasi tindakan, serta pelaksanaan secara berulang kali akan menghasilkan kebiasaan, Sedang lintasan dan bisikan hati terkait dengan perasaan dan fikiran”
( Ibnu Qayim Al Jauziyah).

“Kita banyak menemui seorang penuntut ilmu lupa pada kedudukanya, dia masuk kepada hal hal bermudhrat besar, dimana kemudhratan ini tak dapat ditebusi secuilpun dari apa yang dikeluarkan dari pemikiran dan bantahannya atau mungkin pula tak seimbang dari pengharapan pahala dan kemaslahatan yang diingini dari niat utama dalam setiap pembahasan atau tulisan dan dakwahnya, sehingga tak jarang menimbulkan reaksi berbantah-bantahan dengan cara jahil atau terjadi penyimpangan dengan mencari alasan alasan yang tak terarah dari pokok bahasan, kalaulah sudah begini tak jarang menimbulkan putusnya tali silaturahmi, munculnya sikap saling merendahkan dan menghasut serta munculnya pemahaman memukul rata dari kejelekan yang berseberangan dengan lawan bantahanya,
kalaulah caranya begitu apakah mungkin para penuntut ilmu lupa akan niat utamanya tidakah akan lebih ahksan dan mulia kalaulah kita menempatkan setiap urusan pada tempat dan porsinya dengan memahami akar pokok suatu percakapan dan buah kebaikan yang diharapkan, kemudian yang sangat utama adalah pertimbangan akan manfaat dan mudharat yang akan ditimbulkan”

“Wewangian tidak mungkin bisa menyebar dan bermanfaat pada sekelilingnya kalaulah pembawa wewangian memiliki bau busuk yang lebih tinggi kadarnya”

“Apakah sama perbandingan satu takaran air jernih yang tumpah dari bejana dengan dua takaran air keruh yang mengisi kedalam bejana , betapa susahnya menjernihkan air keruh apalagi merubahnya menjadi zat yang menghasilkan manfaat”

“ Pandangan simpati menutup segala cela sebagaimana pandangan benci menampakkan segala cacat “

“Sedangkan pelaku simpati sejati selalu berhati-hati kapan dan dimana dia menutup celah, dan
Sedang Penasehat Ulung pandai menempatkan kapan dan dimana dia menampakkan suatu cacat”

“Karna simpati dan benci semua berakar karena Alloh illahi Rabbi ”

“Ataukah mungkin, musuh abadimu memalingkan kebencian dan kecintaan karena menuruti nafsu diri”

“Ataukah mungkin, musuh bebuyutanmu (yang terlaknat) melalaikanya dengan lupa hakikat niat utama hati”

“Atau mungkin usahamu terlalu terburu-buru dalam melakukan perintah bisikan hati”

“Barang siapa yang tergesa-gesa ingin memetik sesuatu sebelum saatnya, maka dia akan dihukumi dengan kegagalan memetiknya”

“Atau mungkin lintasan fikiran dan perasaanmu merasa terlalu nyaman dengan keangkuhan dan pembanggaan diri sendiri dan keberadaanmu “

“Ataukah Alloh dilupakan untuk membimbing setiap niat dalam hati”

“Bahkan apakah semua atas dasar penuhanan terhadap hawa nafsumu sendiri”

“Luruskan fulan, niat selain Alloh adalah kejahilan dan rimba kesyirikan”

“Sebarkan fulan, niat karna Alloh adalah berciri dan berbudi pekerti “

“Tanamkan fulan, itulah kebaikan jika berada diatas kebenaran”

“Tanamkan fulan, kebenaran berasal dari-Nya”

“Buangkan fulan, rasa kebenaran yang berasal darimu”

“Buangkan fulan, lintasan fikiranmu yang merasa paling benar”

“Fulan, Tugasmu hanya menyampaikan”

“Fulan, Tugasmu bukan memaksakan”

“Fulan, bukan hanya kata katamu yang harus didengar”

“Fulan, bukan hanya seruanmu yang menyelesaikan”

“Fulan, Sangatlah banyak jalan hidayah ”

“Fulan, Sadarkan diri ini akan banyak kelemahanya”

“Fulan, Sibuklah dengan Pokok Pokok Agamamu”

“Fulan, Bersabar dan tetaplah bersabar disetiap urusan dakwahmu”

“Fulan, mohon bimbingan-Nya disetiap urusan agamamu”

“Fulan pakailah busana terindah dan pakaian terindah dan wangikan dirimu dengan wewangian terbaik dengan bahan takwa yang sangat menyamankan setiap jiwa”

“Tariklah bualan dan argument tak bermanfaatmu, cukup itu sebagai catatan pribadimu, jika catatan ini benar maka kamu akan terbimbing dengan keihlasanmu”

“Tempatkan pada wilayah yang disana sesuai dengan tempatnya dan tugasnya”

“Layaknya tugas terbaik bagi para alim yang abid lagi shalih”

” Sungguh Benar Adanya Ya insan, Kefaqihan adalah atas kehendak Rabmu”

Allohua’lam Bish Showab

Ibadah di Hari Jum'at

Alhamdulillah.......jum'at nih, ..seperti biasa...mari kita hidupkan sunnah dengan banyak membaca sholawat Nabi dan membaca surat Al Kahfi..terus banyakin doa ya, terutama entar habis ashar...

Dalilnya adalah:

"Sesungguhnya diantara hari yang paling afdhol bagi kalian adalah hari jum'at, Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan,dan pada hari itu akan ditiupkan sangkakala (kiamat), oleh karena itu perbanyaklah membaca sholawat pada hari jum'at, karena sholawat kalian akan disampaikan padaku".
[SHAHIH. HR Abu Daud 1047, An Nasaa-i 3/91, Ibnu Majah 1636, Ahmad 4/8, Ad Darimi 1/369 Ibnu Khuzaimah 16, Al Hakim 1/278, Al Baihaqi 3/248]

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Perbanyaklah oleh kamu sholawat kepadaku pada hari jum'at dan malam jum'at, karena barang siapa yang bersholawat kepadaku satu kali (sholawat saja), niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali".
[HASAN SHAHIH. HR Baihaqi 3/249.Dishahihkan o Albani dalam Silsilah Ahaadits ash shahiihah no.1407].

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya salah satu dari hari kalian yg utama adalah hari jum'at, padanya Adam diciptakan, padanya dia dicabut nyawanya, padanya ditiupkan sangkakala, padanya kematian umum (hari kiamat), maka pada hari itu perbanyaklah shalawat kepadaku karena shalawat kalian ditampakkan kepadaku",

Mereka bertanya,
"Bagaimana shalawat kami ditampakkan kepadamu sementara engkau telah menjadi tulang yang lapuk?".

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab,
"Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi bumi untuk memakan jasad kami (para Nabi)"
[SHAHIH. HR. Abu Daud, An Nasa-i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Di shahihkan oleh Al Albani dlm Shahih Targhib wat Tarhib II/696-14, jilid II hal 130].

Dari Abu Sa'id Al Khudri, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Barang siapa membaca surat Al Kahfi pada hari jum'at, akan diberikan cahaya diantara dua jum'at".
[Hasan Shahih. HR. Al Hakim 2/368,Al Baihaqi 3/249, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwa'ul Ghalil no. 626, juga ada riwayat lain yang menyebutkan di baca pada malam jum'at, oleh Imam Ad Darimi dengan sanad yang mauquf shahih].

"Pada hari jum'at, ada satu waktu yg bila seorang muslim sholat dan minta (berdoa) kepada Allah, maka akan di kabulkan" dan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa waktunya sedikit. [SHAHIH. HR. Bukhari no 935].

Dalam riwayat lain
"Waktu terkabulnya doa adalah antara duduknya imam (khatib jum'at) sampai selesai sholat (jum'at.)". [SHAHIH. HR. Muslim no 853].

Dalam riwayat lain,
dari sahabat Jabir radhiallahu anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
" Carilah (waktu terkabulnya doa) di akhir waktu sesudah sholat ashar di hari jum'at)".
[SHAHIH. HR. Abu Daud no 1048, An Nasaa-i 3/99]

Dari Abu Sa'id al Khudry rodhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabdam:
"Mandi hari jum'at wajib bagi setiap orang yang telah dewasa".
[HR. Bukhari no 879 dan Muslim no 864].

Adapun lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil adalah :
Allahumma shollii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad,

(Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad)
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].

Berkenaan dengan lafazh "sayyidinaa" dalam sholawat, maka dalil larangannya adalah :
‘Abdullah bin asy-Syikhkhir rodhiallaahu ‘anhu berkata,
“Ketika aku pergi bersama delegasi bani ‘Amir untuk menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam , kami berkata kepada beliau,
“Engkau adalah sayyid (penghulu) kami! (sayyidinaa-pen)” Spontan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Sayyid (penghulu) kita adalah Allah Tabaaraka wa ta ‘aala!”

Lalu kami berkata,
“Dan engkau adalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya.”

Serta merta beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
“Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa (wajar) kalian katakan, atau seperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseret oleh syaitan.”
[HR. Abu Dawud (no 4806), Ahmad (IV/24, 25), al-Bukhari dalam al-A dabul Mufrad . Dishahihkan oleh para ulama (ahli hadits).” (Fat-hul Baari V/179)].

Anas bin Malik rodhiallaahu ‘anhu berkata,
Sebagian orang berkata kepada beliau, ‘
"Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik antara kami dan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami (sayyidinaa-pen) dan putera penghulu kami!’

Maka seketika itu juga Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai manusia, ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalian terbujuk oleh syaitan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas (melebihi) kedudukan yang telah Allah berikan kepadaku.”
[SHAHIH. HR. Ahmad (111/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam. ‘Amalul Yaum wal Lailab (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (no. 2675). Sanadnya shahih dan Sahabat Anas bin Malik ].

"Barang siapa yang pada hari Jumat mandi seperti mandi janabat, kemudian berangkat awal (ke mesjid), maka seakan-akan ia bersedekah seekor unta gemuk. Barang siapa berangkat pada waktu kedua, maka ia seakan-akan ia bersedekah seekor sapi. Barang siapa berangkat pada waktu ketiga, maka seakan-akan ia bersedekah seekor kambing bertanduk. Barang siapa yang berangkat pada waktu keempat, maka seakan-akan ia bersedekah seekor ayam. Dan barang siapa berangkat pada waktu kelima, maka seakan-akan ia bersedekah sebutir telur. Dan bila imam telah naik mimbar (untuk berkhutbah), maka para malaikat hadir untuk mendengarkan zikir. (Maksudnya mereka para malaikat tidak lagi mencatat orang yang datang ke mesjid setelah khutbah dimulai)".
[SHAHIH. HR. Muslim No.1403]

Untuk pembagian keutamaan waktu tsb, dalam pembahasan kitab "Duror Al Bahiyyah" oleh ustadz Abdul Bar menyebutkan terbit fajar sampai adzan jum'at kemudian dibagi lima (unta, sapi, kambing, ayam, telur). Wallahu a'lam.


Adapun tentang shalat sunnat mutlak Ketika Menunggu Imam atau Khatib jum'at (Shalat Intizhor), dalilnya adalah :

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum'at ini sampai jum'at berikutnya ditambah tiga hari". [SHAHIH. HR. Muslim].

Hadits yang maknanya sama juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan An Nasaa-i (lihat Shahih Targhib wat Tarhib, Syaikh Albani II/688 & 689 -6,7a)

Kemudian Imam Syafi'i berkata,
"Mengabarkan kepada kami Malik, dari Ibnu Syihab, dari Tsa’labah bin Abi Malik, bahwa dia mengabarkan kepadanya (Ibnu Syihab),

“Bahwasanya mereka di zaman ‘Umar bin al-Khaththab bila hari Jum’at selalu melakukan shalat (sunnah Intizhor) hingga ‘Umar bin al-Khaththab keluar (memasuki masjid). Apabila dia telah muncul dan duduk di atas mimbar serta muadzin mengumandangkan adzan, mereka (hadirin) duduk dan berbincang-bincang. Tetapi jika muadzin selesai adzan dan ‘Umar berdiri, maka mereka diam, tidak ada seorangpun yang berbicara."

[Riwayat Asy-Syafi'iy, Musnad hal.63. Sanadnya SHAH, menurut Syaikh Masyhur Hasan Hafizhahullah]
Meriwayatkan juga : Imam Malik, dalam Al-Muwaththa' no.233; Al-Baihaqi, As-Sunan Al Kubra no.5475 (3/192), As-Sunan Ash-Shughro no.656 hal.386.Wallahu ta'ala a'lam....


Lafazh2 shalawat yang sesuai dalil adalah :

1. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid
[SHAHIH, HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa-i, IbnuMajah, Ahmad, Ibnu Hibban, dan Baihaqi]

2. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wadzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
[SHAHIH, HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An Nasa-i, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi, dan Imam Malik]

3. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.
[SHAHIH, HR Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa-i,Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi,dan Imam Malik]

4. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
[SHAHIH, HR. Abu Dawud, An Nasa-i, Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi, Ibnu Khuzaimah, Daruquthni, Al Hakim, dan Ath Thabrany]

5. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rosuulika kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim.
[SHAHIH, HR Bukhari, An Nasa-i, Ibnu Majah, dan Baihaqi]

6. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
[SHAHIH, HR. Ahmad, Ath Thowawiy, dishahihkan oleh Al Albani]

7. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shol laita wa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid. [SHAHIH, HR Ath Thowawiy, An Nasa-i, dishahihkan oleh Al Albani]

8. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.
[SHAHIH, HR. Ahmad, An Nasa-i, Abu Nu’aim, dishahihkan oleh Al Albani].

Agar lebih sempurna lagi ibadah2 kita yang berkenaan dengan perkara sholat jum'at, maka ada baiknya membaca risalah dalam postingan link ini..tafadhdhol...
KESALAHAN2 DALAM SHOLAT JUM'AT
http://www.facebook.com/note.php?note_id=100574780683


Untuk yang akhwat,
Tidak ada kekhususan tidak ada yang khusus bagi wanita atau pria dalam perkara ini, namun semoga ini bisa membantu :

Dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Saat aku sedang berzikir, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam melihatku dan bertanya :
“ Apa yang kau baca wahai Abu Umamah?”
aku menjawab, “Aku sedang berzikir kepada Allah”.

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda :

“Maukah aku tunjukkan padamu sesuatu yang lebih banyak pahalanya dari zikirmu sepanjang siang dan malam ini?

Bacalah :

Alhamdulillaahi ‘adadamaa kholaq, walhamdulillaahi mil-a maa kholaq, Walhamdulillaahi ‘adadamaa fis samaawaati wal ardh,
Walhamdulillaahi ‘adadamaa ahshoo kitaabuhu, walhamdulillaahi mil-a maa ahshoo kitaabuhu, Walhamdulillaahi ‘adada kulla syai-in, walhamdulillaahi mil-a kulla syai-in

artinya :
"Segala puji bagi Allah sebanyak makhluk ciptaanNya, Segala puji bagi Allah sebanyak sesuatu yang memenuhi semua ciptaanNya, Segala puji bagi Allah sebanyak sesuatu yang ada di bumi dan langit, Segala puji bagi Allah sebanyak bilangan ayat2 kitabNya, Segala puji bagi Allah sebanyak sesuatu yang memenuhi bilagan ayat2 kitabNya, Segala puji bagi Allah sebanyak segala sesuatu, Segala puji bagi Allah sebanyak hal yang memenuhi segala sesuatu".
(SHAHIH, Diriwayatkan oleh Thabrani dan Al Mundziri, dan dinyatakan SHAHIH oleh Al Albani)

dan kemudian bertasbihlah seperti itu pula” lalu beliau Shallallaahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan,
“Pelajarilah dan ajarkanlah kalimat2 itu kepada anak-anak keturunanmu”
[SHAHIH,HR Thabrani, Mundziri, di Sahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Targhib wa at Tarhib]

Catatan :
Tidak ada ketentuan dalam jumlah bacaan, tempat dan waktu saat membacakan zikir ini, jadi bisa kapan saja dan sebanyak apa saja terserah kita mewiridkannya sebanyak kemampuan kita.

Dalam riwayat lain yang lebih kuat, yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Abi Dunya, juga Nasaa-I, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hiban serta Al Hakim menshahihkannya sesuai syarat periwayatan Imam Bukhari dan Muslim, juga telah di shahihkan oleh Imam Albani dalam Shahih Targhib wat tarhib nya, maka kalimat lainnya adalah :

"Subhaanallaahi ‘adadamaa kholaq, wa subhaanallaahi mil-a maa kholaq, subhaanallaahi ‘adadamaa fil ardh, wa subhaanallaahi mil-a maa fil ardhi was samaa’, wa subhaanallaahi ‘adadamaa ahshoo kitaabuhu, wa subhaanallaahi mil-a maa ahshoo kitaabuhu, wa subhaanallaahi ‘adada kulla syai-in, wa subhaanallaahi mil-a kulla syai-in, Alhamdulillaahi ‘adadamaa kholaq, walhamdulillaahi mil-a maa kholaq, Walhamdulillaahi ‘adadamaa fis samaawaati wal ardh, Walhamdulillaahi ‘adadamaa ahshoo kitaabuhu, walhamdulillaahi mil-a maa ahshoo kitaabuhu, Walhamdulillaahi ‘adada kulla syai-in, walhamdulillaahi mil-a kulla syai-in"

artinya :
"Maha suci Allah sebnyak makhluk ciptaanNya, dan Maha suci Allah sebnyak sesuatu yang memenuhi semua ciptaanNya, dan Maha suci Allah sebnyak sesuatu yang ada di bumi, , dan Maha suci Allah sebnyak sesuatu yang memenuhi bumi dan langit, dan Maha suci Allah sebnyak bilangan ayat2 kitabNya, dan Maha suci Allah sebnyak sesuatu yang memenuhi bilangan ayat2 kitabNya, dan Maha suci Allah sebnyak segala sesuatu dan Maha suci Allah sebnyak hal yang memenuhi segala sesuatu.
Segala puji bagi Allah sebnyak makhluk ciptaanNya, Segala puji bagi Allah sebanyak sesuatu yang memenuhi semua ciptaanNya, Segala puji bagi Allah sebanyak sesuatu yang ada di bumi dan langit, Segala puji bagi Allah sebnyak bilangan ayat2 kitabNya, Segala puji bagi Allah sebnyak sesuatu yang memenuhi bilagan ayat2 kitabNya, Segala puji bagi Allah sebnyak segala sesuatu, Segala puji bagi Allah sebnyak hal yang memenuhi segala sesuatu."

“kemudian bertakbirlah seperti itu pula” (SHAHIH, HR Thabrani, Mundziri, dishahihkan oleh syaikh Al Albani)

Abu Ayaz Thoolib Biasa @ all : tafadhdhol buat siapa saja yang mau share atau copas, semoga bermanfaat. Ana uhibbukum fillah. Zadanallah 'ilman wa hirshan.